Rabu, 31 Desember 2014

Haturku



Terima kasih
Oleh: IsnainyMuji S.

Keraguan semalam terjawab. Seneng atau apa namanya, yang pasti luar biasa. Ya, menjelang Maghrib, aku mendapati pesan masuk di hape bahwa pacar aku mau jemput aku. Sontak menjerit kegirangan. Hahaha.
            Tuhan saja memaafkan umatnya, kenapa aku tidak? Ya, baiklah aku mencoba untuk lapang dada dan berusaha lupa dengan masalah yang ada di tahun 2014.
            Terima kasih tahun 2014, telah memberikanku warna kehidupan, berharap di tahun 2015 ini menjadi lebih baik, semua yang tertunda di 2014 dapat terwujud di 2015, harapan dan cita-cita terwujud. Amin.
            Terima kasih untuk semua, yang selama ini sudah baik terhadapku, telah memberikan kesempatan kepadaku untuk menikmati kebersamaan dan suka cita di tahun 2014.
            Terima kasih pula untuk semua, yang selama ini tidak baik terhadapku, cemoohan, gunjingan, cercaan dan semua bualan terhadapku, akan kujadikan motivasi hidupku, bahwa apa yang kalian pikirkan tentangku tidak seperti yang kalian bicarakan. Terima kasih telah mengajarkaku untuk bersabar, tetap rendah hati, dan tak pernah berhenti bersyukur terhadap nikmat atas keberuntunganku selama ini.
            Cita-cita dan harapan di 2015 sangat banyak. Semoga Tuhan senantiasa melancarkan dan mengabulkan apa saja yang kita harapkan, untuk aku, kamu, dia, mereka yang baik maupun tidak baik terhadapku. Terima kasih.

Selasa, 30 Desember 2014

Fiksi Akhir Tahun



entah
Oleh: isnainy muji s.

            Akhir tahun kali ini beda dari tahun yang sebelumnya. Entah karena kesibukan atau yang lainnya. Banyak BBM masuk pada nanyain, tahun baru kemana? Tahun baru sama siapa? Ya, gueh cuma bisa jawab, ngga tahu mau kemana. Gueh punya pacar kok, jangan anggap karena gueh jawab seperti itu gueh ngga punya pacar ya.
            Tahun baru kali ini ngga jelas. Mungkin karena masih terbawa marahan kemarin. Ya, gueh marah karena usaha gueh dipandang sebelah mata. Siapa yang ngga marah coba. Temen-temen kelas ngajakin tahun barunan bareng, tapi maaf gueh nolak karena gueh berpikiran bahwa tahun ini adalah momen terakhir di kota ini, pacar gueh pula. Gueh belum bilang kepadanya mengenai hal itu. Tapi suatu ketika, gueh mendapatinya buat status di BBM bahwa tahun baru dia mau muncak. Lha siapa yang ngga sakit hati coba? Sudah dibela-belain kayak gitu malah seenaknya sendiri.
            Ditambah lagi, kebetulan sore itu gueh disuruh pulang sama babe. Karena nenek gueh kritis. Iya, dia ngajak pulang bareng sih. Tapi gueh nolak. Karena gueh masih jengkel dengan hal tadi. Aku memutuskan untuk pulang sendiri. Tapi saat gueh di jalan menuju pulang yang dijemput sepupu gueh, gueh ngeliat dia sama cewek lain. Hahaha. Padahal tadi sebelum gueh pulang, dia bilang, katanya kalau tidak pulang sama aku bakal pulang besoknya. Lha kok malah pulang sama cewek lain. Hahaha. Laki-laki. Sakit hati gueh yang tadinya mau sembuh, seolah ditambah lagi.
            Selanjutnya, hari Minggu, dia ijin mau pulang ke kota. Iya, dia ngajakin gueh, tapi gueh bilang hari Senin saja, soal e gueh ada kuliah Selasanya, tapi dia tetep kekeh pulang sore itu juga. Padahal gueh tahu kalo dia itu libur, ngga ada keperluan apa-apa di Kota. Tak suruh nunggu kok ngga mau. Malah pulang Kota sama cewek yang barengan pulang kemarin. Ya, itu sakit hati yang keberapa, entah.
            Oh ya, ketika aku sampai di kos. Mungkin dia seharian sms gueh, ngucapin selamat pagi lah, selamat beraktifitas lah, selamat sore lah, ngajakin sholat juga, tapi gueh tak menghiraukannya. Karena faktor sakit gueh yang itu. Sebel, benci, marah, deelel. Malam aku sampai di kos. Aku sedang beres-beres, tiba-tiba hape gueh (hapenya dia sebener e diberikan ke aku) ada telpon masuk, ya dia telpon, karena gueh lagi beres-beres, gueh males ngangkat telponnya. Adik kos gueh sengaja gueh suruh ngangkat telponnya, dan adik kos gueh bilang kalau gueh lagi males sama dia. Iya memang, gueh lagi males, males karena faktor-faktor tadi. Terus dia kayak e nutup telponnya.
            Esoknya gueh mencoba untuk memaafkannya, dan berusaha untuk bicara baik-baik. Tapi dia yang berubah jutek. Hahaha. Rasain. Tapi kalau dia jutek gueh juga yang bingung.
            Hari ini adalah hari terakhir di tahun ini, entah apa yang akan terjadi di malam nanti, akankah pacar gueh surprise datang ke kos dan ngajakin gueh tahun barunan, ataukah ia bener-bener berdiam diri di kos, dan ngga ada usaha ngajakin gueh tahun barunan. Hahaha. Terus gueh gimana dong? Apa iya gueh tahun baru kali ini anggap saja ngga punya pacar? Tapi kan gueh punya pacar!!!

Kamis, 25 Desember 2014

Apakah pertemuan terakhir di tahun ini?

Rintik hujan membasahi bumi, kususuri kesunyian malam, segenggam duka yang aku bawa, tanpa terasa jiwaku lara. Yes, mungkin lagu itu yang pas untuk keadaan gueh kali ini. Sepanjang perjalanan pulang dari rumah nenek, gerimispun menyertaiku. Mata ngantuk, rasanya softlensa ini sudah pengen dilepas dari sangkarnya. Hoam... Yes, tak tahu apa yang ada dalam benakku. Kenapa gueh segoblok ini, Tuhan. biasanya juga kalau disakiti cowok langsung punya cowok lagi. Apa iya gueh harus kembali ke gueh yang dulu? ahhhh, rasanya tidak. Hari ini telah saya lewati, untuk hari esok akan saya rencanakan dengan matang. Eh, kenapa keluar jalur ya. Oke fix, lanjut lagi. Sesampainya di tugu Bagus, gueh ambil arah kiri. Yes, jalan menuju rumah pacar gueh. Pacar? apa masih bisa dikatakan pacar? Rencananya sih mau memberi card yang telah gueh minta semalem. Tapi kata orang yang gueh percaya, dia sedang keluar dengan dua cewek. Hahahaha. Pergi-pergi ajah terus, gueh gak pernah diajak keluar bareng. Oke fix. Nyesek sih, tapi yasudahlah. Sesampainya di rumah, gueh liat motornya ada ngga ya? Oh, ternyata ada. Oke, aku turun dari motor gueh. Gerimis beroh. Syahdu banget. Yakin. Gueh salam di depan pintu. Lama sekali ngga ada yang keluar. Eh, yang keluar itu orangnya sendiri. Oke, aku keluarkan cardnya dari dompet, kuserahkan padanya. Dan gueh cuma bisa bilang "terima kasih". Tanpa babibubebo, gueh putar balik dan cusss pulang. Dalam perjalanan pulang, gueh netesin air mata. Swedih. Yes, dari hasil rampasan cardnya itu, setidaknya gueh bisa tahu seperti apa dia membalas kepercayaan yang telah kuberikan kini. Dan ternyata dia mengkhianati. Ya, apakah bakal jadi pertemuan terakhir di tahun ini?

Rabu, 24 Desember 2014

Karma? Masa?

Sudah sampai di halte Rupi dan aku pun sabar tuk menunggu sepupuku yang katanya mau jemput. Sebenarnya belum ada niat untuk pulang ke rumah. Bukan karena uang saku habis, tapi karena nenekku sedang dalam keadaan kritis. Taraaaa, jemputanku datang. Yes, melaju dengan kencangnya. Rossi pun kalah. Dengan gaya ngepat-ngepot ala sepupu aku, Wuuuuush, merinding sih. Sampai di tengah perjalanan. Ups, kayaknya kenal deh dengan jaket itu. Eh, lho kok sama cewek! Eh, kok dipeluk. Karena sepupu aku pembalap abal-abal, disaliplah orang itu. Hahahahaha. Ya, dia pacarku. God!!!!!! Rasanya syuuuuttt syer. Hahahaha. Pacar gueh sama cewek lain? Iyakah?
Karena gueh duluan, dia tertinggal. Eh, aku tanya ajah sepupuku, "sibuk gak?" karena dia ngejawab ngga sibuk Akhirnya kita balik arah. Niatnya sih mau ngelabrak itu orang. Hahahaha. Telat. Dan Zonk!!! Oke deh, kembali ke arah pulang. Eh, lha kok ada yang manggil aku dari belakang. Oke fine, ternyata dia di belakang gue. Yes, seketika pengen nendang itu orang. Gueh cubit kesel ajah tangan kirinya, dia mengaduh kesakitan. Dia ngajakin minggir tuh. Yes, gueh minta hapenya. Padahal selama ini gueh udah percaya ajah sama dia, dan gak pernah ngebuka isi hapenya. Gueh selama ini percaya sama dia, sumpah peraya banget dan memberikan kepercayaan itu seratus persen, ternyata dia mengabaikan kepercayaanku. Gueh minta ajah hapenya. Yes, dikasihlah hape itu ke aku. Awalnya dia alasan hapenya mati, dan gueh ngga peduli. Gueh buka chasing belakang, gueh copot cardnya dan taraaaa, sudah ada di tangan gueh.
Aku memutuskan tuk pulang sesekali melihatnya pergi. Yes, sesampainya aku di rumah. Rumahnya gelap gulita. Awalnya sih pengen naruh tas di kamar. Gueh telpon babe, kata babe disuruh langsung ke rumah nenek saja. Oke, cus gas ke rumah nenek.
Sesampainya di rumah nenek, aku pasang card itu, dan mencoba tuk mencari apa yang terselip di pesan atau bahkan contact. Yes, sepertinya dia ada rahasia nih. Di sana tertulis nama cantik. 08976499181. Itu nomernya. Gueh coba telpon dialihkan. Goblok banget, kenapa tadi ngga minta sekalian hapenya ya.
Setelah gueh mikir, ahhhhh, apa ini karma? Ya, aku dulu pernah jadi selingkuhan.