Selasa, 30 September 2014

cabe rawit basmi reumatik

                                                             

A.    Latar Belakang
Rematik adalah salah satu penyakit yang lumrah diderita masyarakat Indonesia baik tua maupun muda.  Penyakit ini menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang di sekitar sendi sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri. Dalam tingkat yang  parah, rematik bahkan dapat menimbulkan kecacatan tetap, ketidak mampuan dan penurunan kualitas hidup..
Orang-orang yang terkena rematik pun bukan hanya orang biasa saja, tetapi orang yang berdarah biru dapat terserang. Karena rematik ini menyerang korbannya tanpa pandang bulu. Rematik ini biasanya diakibatkan oleh pola hidup yang tidak benar. Akibatnya kadar asam urat yang berlebih sehingga menimbulkan terjadinya rematik. Pola hidup yang benar sangat diperlukan sekali bagi terciptanya kondisi fisik yang sehat. Karena dengan pola hidup yang sehatlah kita tidak akan terkena jenis penyakit yang dapat membahayakan kesehatan dan juga tidak akan terserang rematik. Bagi anda yang sekarang memang tidak memperdulikan gaya hidup, segeralah memperbaiki hal tersebut dimulai dari sekarang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan tentang penyakit rematik!
2.      Jelaskan tentang cabai rawit!
3.      Bagaimana cabai bisa dijadikan obat rematik?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    REMATIK
1.      Pengertian Rematik
Istilah rematik berasal dari ilmu kedokteran kuno di Yunani, yaitu rheumaticos atau rheumatismos dalam bahasa latin. Kata asalnya, yaitu “rheuma” yang berarti “mengalir (ke bawah)”
Secara umum, orang selalu mengidentifikasikan perasaan nyeri, sakit, serta kaku pada otot, persendian, tulang dan ligamen (jaringan ikat) dengan istilah rematik. Dalam arti medis, rematik merupakan istilah yang kurang jelas dan tidak spesifik sehingga jarang dipakai dalam praktek kedokteran. Karena keluhan utamanya nyeri dan pegal-pegal, otomatis penyakit rematik sangat mengganggu aktivitas penderita, terutama aktivitas yang memerlukan gerak tubuh.
Rematik termasuk dalam kelompok penyakit reumatologi, yang menunjukkan suatu kondisi dengan nyeri dan kaku yang menyerang anggota gerak atau sistem muskuloskeleton, yaitu sendi, otot, tulang, maupun jaringan di sekitar sendi.

2.      Jenis Rematik
Dalam masyarakat, dikenal ratusan jenis rematik. Menurut lokasi patologik, rematik dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
a.      Rematik Artikuler
Rematik artikuler disebut juga dengan arthritis (radang sendi), merupakan gangguan rematik yang berlokasi di persendian.

b.      Rematik Non-Artikuler
Rematik non-artikuler atau ekstra-artikuler terjadi di luar persendian, terdiri atas bursitis, fibrositis, back pain dan skiatika.

3.      Faktor  Penyebab Rematik
Penyebab rematik sangat bervariasi. Umumnya, dipengaruhi oleh masalah autoimun, yaitu sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang jaringan persendian. Akibatnya, tulang rawan di sekitar sendi menipis. Sebagai gantinya, muncullah tulang baru. Di saat tubuh bergerak, tulang-tulang di persendian bersinggungan. Kejadian inilah yang memicu rasa sakit dan nyeri yang tak tertahankan.
Faktor lain: pekerjaan, usia, makanan, hormone, kegemukan, cedera, psikologis, radikal bebas.

4.      Gejala Rematik
Gejala penyakit ini tidak hanya satu macam, tetapi bisa bermacam-macam, di antaranya :
a.       Nyeri sendi akibat mekanis, inflamasi, dan peradangan
b.      Kaku pada sendi akibat desakan suatu cairan di sekitar jaringan tubuh yang sedang mengalami peradangan
c.       Bengkak pada sendi yang sering ditandai dengan memerahnya kulit
d.      Gangguan fungsi sendi akibat sendi yang meradang
e.       Sendi tidak stabil karena trauma atau radang di bagian ligamen atau kapsul sendi
f.       Sendi berbunyi saat digerakkan

5.      Pencegahan Rematik
Sebelum terserang rematik, berikut ini petunjuk yang dapat dipraktikkan:
a.       Lakukan olahraga yang aman dengan pemanasan yang cukup
b.      Kurangi aktivitas fisik yang berlebihan
c.       Selalu upayakan berat badan ideal
d.      Kurangi konsumsi makanan sumber lemak hewani
e.       Konsumsi buah dan sayur

B.     CABAI RAWIT
1.      Asal Usul Cabai Rawit
Tanaman cabai berasal dari daratan Benua Amerika, tepatnya di Amerika Latin dengan garis lintang 0-300 LU dan 0-300 LS. Cabai dahulu merupakan tanaman liar dan disebarkan oleh burung (cabai burung) mempunyai nama ilmiah Capsicum frutescens, C. pendulum, C. baccatum, dan C. Chinese. Karena ukuran buahnya yang kecil, di Indonesia cabai ini dikenal dengan nama cabai rawit. ( Setiadi, 2004: 2-3).

2.      Syarat Tumbuh
Cabai dapat tumbuh pada daerah yang memiliki ketinggian atara 0-12.000 m dpl. Bearti tanaman ini toleran terhadap datran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang ringan ataupun yang berat tidak ada masalah jika diolah dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, sebaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah yang dikehendaki antara 6,0-7,0. (Nazaruddin, 2003: 72).

3.      Benih
Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang tua yang bentuknya sempurna, tidak cacat, dan bebas hama penyakit. Belahlah buah cabai secara memanjang. Keluarkan bijinya dan dijemur. Biarkan higga kering. Biji seperti ini bisa langsung disemai. Apabila ingin disimpan lama sebaiknya biarkan buah cabai tetap utuh dan jemur hingga kering. Bila sudah ingin disemai, bijinya yang kering dikeluarkan. (Nazaruddin, 2003: 72).

4.      Penanaman
Cabai bisa ditanam di lahan sawah atau tegalan. Bila ditanam di lahan sawah sebaiknya di akhir musim hujan sehingga jumlah air di lahan tidak berlebihan. Sedangkan bila ditanam di tegalan saat yang tepat adalah musim hujan. Pemilihan musim ini penting agar kebutuhan air tanaman cabai tersedia dengan cepat.  
Jarak tanam yang digunakan pada sistem baris tunggal adalah (60-70 cm x 30-50 cm). Pada setiap titik dibuat lubang tanaman, ukura lubang tak perlu besar yang penting bisa memuat benih sapihan beserta tanah yang membalut perakarannya. (Nazaruddin, 2003: 75).

5.      Pemeliharaan
Pemeliharaan untuk tanaman cabai yang penting adalah penyiangan, penggemburan, dan pengairan. (Nazaruddin, 2003: 75).

6.      Pemupukan
Kebutuhan pupuk kandang untuk setiap hektar lahan cabai adalah sekitar 20 ton. Selain itu pupuk buatan juga diberikan. Pupuk yang biasa diberikan adalah urea dengan dosis 225 kg/ha, TSP dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCl dengan dosis 100-150 kg/ha. Pupuk Urea diberikan tiga kali. (Nazaruddin, 2003: 76).

7.      Panen
Cabai dataran rendah lebih cepat dipanen dibanding cabai dataran tinggi. Panen petama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari. Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 45 bulan.
Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengn panen rutin. Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250,… hingga 600 kg per hektar. Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi. (Nazaruddin, 2003: 78).

C.    CABAI SEBAGAI OBAT REMATIK
1.      Kandungan Gizi Cabai per 100 gram 

Kalori                    : 31,0 kal
Protein                   : 1,0 g
Lemak                   : 0,3 g
Karbohidrat           : 7,3 g
Kalsium                 : 29,0 mg
Fosfor                    : 24,0 mg
Serat                      : 0,3 g
Besi                       : 0,5 mg
Vitamin A             : 470 SI
Vitamin B1           : 0,05 mg
Vitamin B2           : 0,03 mg
Vitamin C             : 18,0 mg
Niasin                    : 0,2 mg
Kandungan cabai rawit yang kerap digunakan sebagai obat adalah capsaicin. Sifat dari zat yang tidak larut dalam air ini memberikan rasa pedas dan panas yang tak hanya dapat dirasakan tubuh, tapi juga kulit. Zat tersebut memiliki kekuatan untuk mengontrol rasa sakit. Rasa panas ini, dalam beberapa literatur disebutkan akan memberikan efek pada jaringan yang berhubungan langsung dengan zat P dan mencegah akumulasi dari zat tersebut. Zat P ini berfungsi sebagai pemberi pesan rasa sakit dalam tubuh kepada saraf penerima yang kemudian disampaikan kepada otak. Makanya, aktivitas capsaicin dalam mengobati rasa sakit cukup baik. Sebab, zat ini hanya berpengaruh pada satu jenis saraf penerima rasa sakit saja.
2.      Cara Mengolah Cabai Menjadi Obat Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan setengah sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk hingga rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.

















BAB III
SIMPULAN

A.    SIMPULAN
Cabai rawit biasa dijadikan sebagai pelengkap makanan. Selain itu, sangat besar manfaatnya bagi kesehatan. Khususnya bagi penderita penyakit rematik. Penderita penyakit rematik tentu tidak akan kesulitan lagi untuk mencari obat karena dengan adanya cabai rawit yang terjangkau dan mudah untuk didapatkan. Cabai rawit yang mengandung capsaicin yang mampu mengobati penyakit rematik tersebut.

B.     SARAN
Dengan adanya makalah ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para kalangan mahasiswa.













DAFTAR PUSTAKA


Nazaruddin. 2003. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Setiadi. 2004. Jenis dan Budi Daya Cabai Rawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Penyakit rematik. 2010. Pengertian Penyakit Rematik. Diperoleh 20 April 2013. Dari http://penyakit-rematik.com/.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar