Nikmatnya “Petis Goreng Eco”
Masyarakat awam mengetahui petis
adalah sejenis bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan olesan untuk tahu yang
berwarna hitam pekat. Namun di Pati, ada hidangan bernama petis namun berbeda
dengan petis-petis lainnya yaitu Petis Runting dan Petis Jagung. Jika Anda
berkunjung atau sekedar jalan-jalan, khususnya ke Juwana Anda dapat mampir
untuk berburu makanan Petis Jagung. Petis Jagung ini bisa Anda temukan di Pasar
Juwana dan tempatnya pun tidak di ruko-ruko besar melainkan di emperan-emperan
pasar yang tidak menetap.
Saya juga baru mengetahui tentang
Petis Jagung ini dari salah seorang teman saya pada saat observasi. Karena saya
tertarik dengan namanya “Petis Jagung”, jadi saya mencoba untuk mengangkat
produk olahan Petis Jagung ini sebagai bahan feature agar Petis Jagung ini
dapat berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
Tepat pada Hari Selasa tanggal 25
Desember 2013 saya berkunjung ke rumah salah satu penjual petis jagung yaitu ke
Desa Dukuhtalit RT 02 RW 03 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Saya tidak
sendiri melainkan saya ditemani oleh teman-teman saya. Saya berkunjung ke rumah
salah satu penjual Petis Jagung, pasangan suami istri Bapak Sukawi dan Ibu
Sutiwi untuk mengetahui proses pembuatan petis jagung ini.
Asal usul penamaan Petis Jagung ini
adalah yang paling utama yaitu bahannya dari jagung, kemudian diolah dengan air
kaldu bandeng presto. Nah, disebutlah Petis Jagung.
Petis Jagung ini pertama kali
dicetuskan sejak tahun 1960an dan cara mengajarkan pembuatannya secara turun
temurun.
Ibu Sutiwi mengatakan bahwa bahan-bahan
untuk membuat Petis Jagung yaitu 1 kg jagung yang dihaluskan dan sudah
disangrai; 2,5 liter air kaldu bandeng presto; 3 liter air mineral; cabe rawit+
bawang merah+ bawang putih ditumis (sesuai selera); 1 royco, dan 1 sdm penyedap
rasa.
“Cara membuat Petis Jagung yaitu
tepung jagung yang sudah disangrai ditambahkan 3 gelas air kaldu bandeng presto
dan 2 liter air mineral, panaskan dengan api sedang dan aduk merata sampai
mengental. Setelah mengental, siapkan penggorengan yang lebih besar, panaskan
minyak secukupnya dan tambahkan campuran bawang merah, bawang putih dan cabai
yang ditumis tadi sesuai selera kemudian tuangkan adonan. Tambahkan lagi 2
gelas air kaldu bandeng presto dan 1 liter air mineral, aduk sampai mendidih.
Setelah mendidih, siapkan mangkuk untuk cetakannya, tuangkan adonan ke dalam
mangkuk yang sudah disediakan lalu tunggu sampai kering. Dari adonan tersebut
dapat menghasilkan 48 cetakan. Setelah kering, masukkan ke dalam kardus kemasan
yang sudah disediakan, alas kardus dilapisi dengan daun pisang dan bagian atas
petis ditutup dengan daun pisang juga. Petis Jagung siap untuk dipasarkan,”
urai Ibu Sutiwi sambil mengolah Petis Jagung saat diwawancarai.
Petis Jagung nikmat disantap ketika
masih hangat. Saat musim hujan, biasanya masyarakat sekitar menjadikan Petis
Jagung sebagai lauk dengan menambahkan irisan bawang merah, bawang putih dan
cabai untuk tambahan tumisan.
Petis Jagung sudah dipasarkan ke
berbagai pasar-pasar yaitu daerah Pati: Gembong, Tlogowungu, Ngemplak, untuk
daerah Kudus: Bareng dan Bulumanis. Pedagang Petis Jagung biasa berangkat dari
rumah setelah Shubuh, jika pasarnya ramai hanya satu tempat saja namun kalau
agak sepi pindah ke tempat lain. Ketika jualannya laris setengah tujuh sudah
habis, dan paling lambat setengah delapan pagi sudah pulang ke rumah.
Harga per satu kotaknya Rp 1.000,00
untuk area Juwana dan Rp 1.500,00- Rp 2.000,00 untuk area Luar Juwana.
Petis Jagung hanya ada satu rasa
saja, rasa pedas. Petis Jagung ini bisa tahan sehari semalam dan jika disimpan
di pendingin akan lebih tahan lama.
Bagi Anda yang suka berburu kuliner,
silahkan mencoba Petis Jagung dan rasakan sensasi nikmatnya Petis Jagung.
Itu kok bentuknya kotak mbk...
BalasHapuskotak itu hanya packingnya saja, kak. bentuk petis jagung setengah lingkaran. nikmatnya luar biasa. bisa dibeli di pasar Juwana.
BalasHapus